Makalah Mata Kuliah Oseanografi Kimia
Dosen
Pengampu : Baharuddin, S.Kel., M.Si.
Intrusi
Air Laut dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Air Tanah
Nama Kelompok :
1. Irham Hilyani
(1610716210007)
2. Linda Apriliani
(1610716120003)
3. Maya Erawaty (1610716220009)
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN
KELAUTAN
BANJARBARU
2018
A.
Air Laut
Air laut
memiliki karakteristik yang berbeda dengan air lainnya, pada air laut
mengandung kira-kira 300 kali lebih banyak garam terlarut daripada air lainnya
atau rata-rata air sungai.
Komposisi
kimia air laut terdiri dari berbagai macam unsur diantaranya sebagai berikut.
Pada daerah laut ada beberapa ion yang harus dikeluarkan contohnya ion HCO3, Ca2+ dan SiO2. Jika pada air sungai, unsur terlarut di dalamnya merupakan sisa daur
ulang dari laut melalui aerosol dan air hujan atau dapat juga merupakan hasil
reaksi kimia batuan permukaan.
Terlihat
pada tabel diatas bahwa unsur Klorida lebih banyak komposisi nya pada air laut.
Ion-ion utama sodium (Na+), potassium (K+), magnesium (Mg2+) dan Kalsium (Ca2+) dapat diperoleh dari perubahan cuaca batuan karena unsur
tersebut banyak terendap di kerak Bumi. Sementara hanya sebagian kecil klorida (Cl-) dalam air sungai berasal dari perubahaan cuaca, sehingga dibuat asumsi
bahwa semua klorida dalam air sungai berasal dari garam siklik.
Klorida sebenarnya berasal dari vulkanisme. Hidrogen
klorida (HCl) adalah unsur penting gas vulkanik. Aktivitas vulkanisme lebih
meluas karena lebih panas, sejumlah besar gas yang terlarut di emisikan dan
cepat larut dalam lautan. Klorida merupakan gas yang cepat menguap karena konsentrasinya
dalam air laut tidak dapat dihitung hanya dengan proses perubahan batuan.
B.
Pengertian
Intrusi Air Laut
Air laut
merupakan sumber air yang terdapat paling banyak dimuka bumi. Air laut terasa
asin karena air laut memiliki sejumlah garam-garam mineral yang paling banyak
diantara jenis air lainnya. Jenis mineral yang paling banyak pada air laut
yakni Klor dan Natrium yang jika berikatan akan membentuk garam NaCl yang
mempengaruhi perairan laut. Tiga unsur utama yang terdapat pada air laut adalah
Klor, Kalsium, dan Silikon yang juga mempengaruhi kadar salinitas pada air
laut.
Air
tanah merupakan air tawar yang kita konsumsi sehari-hari dengan persentase
cukup banyak di bumi. Air tanah semakin berkurang jumlahnya dengan makin
bertambahnya penduduk di seluruh dunia sehingga semakin banyak dimanfaatkan
untuk kegiatan rumah tangga. Pendangkalan pada air tanah terjadi karena adanya
proses peresapan air dari permukaan tanah.
Air laut merupakan air yang mengandung banyak garam-garam mineral karena
terdapat kandungan ion Na+ dan ion Cl-. Air tanah yang
terintrusi oleh air laut akan memiliki kandungan NaCl terlarut di dalamnya.
Intrusi air laut merupakan kondisi masuknya/penyusupan/meresapnya
air laut dengan konsentrasi garam yang tinggi kedalam akuifer sehingga air
tanah yang awalnya tawar terdominasi oleh air laut dan menyebabkan air tanah
mengalami perubahan rasa yang disebabkan oleh beberapa
faktor. Air laut memiliki massa jenis yang
berbeda dengan air tawar, pada air laut memiliki massa jenis sebesar 1,025 g/cm3 sedangkan air tawar
memiliki massa jenis sebesar 1,000 g/cm3 sehingga air laut dapat masuk
ke akuifer dan bercampur dengan air tawar. Secara prinsip air tanah dapat
meresap pada akuifer.
Pada gambar diatas terlihat batas yang berupa
garis putus-putus berwarna hitam yang disebut sebagai zona interface, zona ini adalah zona batas yang terbentuk diantara air
laut dan air tawar pada kondisi natural. Pada awalnya, air laut dan air tanah
tidak bercampur sehingga berada pada kondisi setimbang di akuifer . Pada saat
kesetimbangan zona interface terganggu,
contohnya aktivitas manusia yang dapat mengganggu kesetimbangan zona tersebut
maka batas ini akan rusak sehingga keseimbangan hidrostatik antara air laut dan
air tawar menjadi terganggu. Air laut yang memiliki massa jenis lebih besar dibanding
air tawar akan terus-menerus mendesak zona tersebut dan menyebabkan masuknya
air laut kedaerah air tawar dan menyebabkan intrusi air laut terjadi.
C.
Proses
Intrusi Air Laut
Proses
intrusi air laut terjadi melalui beberapa cara yaitu :
a. Pergeseran
batas air laut dan air tawar (interface)
di daerah pantai. Pergeseran ini terjadi karena pengambilan air tanah
berlebihan sehingga menurunkan muka air tanah.
b. Pemompaan
air tanah yang berlebihan di daratan. Akibat pemompaan yang berlebihan air yang
tersedot bukan air tawar lagi tetapi air asin. Akibatnya air asin yang tersedot
akan menyebar dan mencemari air tanah bebas di sekitar pemompaan. Adanya
pori-pori tanah yang berlubang, menyebabkan air laut masuk ke daratan. Hal itu
terjadi karena air tanah yang dipompa keluar terlalu besar dan ruang kosong
atau pori-pori ini diisi oleh air laut. Dampaknya, air di daratan yang selama
ini tawar menjadi payau.
c. Intrusi
melalui muara sungai. Intrusi air laut pada air sungai menyebabkan air berkadar
garam tinggi ini bergerak dan mengisi air tanah disekitarnya. Akibatnya air
tanah di sekitar sungai berkadar garam tinggi juga.
D.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Intrusi air laut
Menurut Efendi
dan Helfinalis (1991) dalam Suhartono menyatakan bahwa faktor-faktor penyebab
intrusi air laut :
1. Jumlah
penduduk
Jumlah penduduk yang semakin
meningkat setiap tahunnya mempengaruhi pengambilan air tanah yang melebihi daya
dukung sumber daya tanah tersebut. Penduduk semakin membutuhkan air bersih
sehingga kebutuhan akan air meningkat.
2. Faktor
Kenaikan Permukaan Air Laut
Pada beberapa daerah terjadi enaikan muka air
laut yang menyebabkan masuknya air laut ke wilayah air tawar. Contohnya pada
kota Semarang yang terjadi kecenderungan meningkatnya air laut setiap tahun
yang dibuktikan dengan pengamatan pasang surut pada daerah pesisir Semarang
yang dilakukan oleh Suhartono dkk.
3. Faktor
batuan
Batuan penyusun akuifer pada suatu daerah
berbeda-beda sesuai dengan tipe karakteristik pantainya. Batuan penyusun berupa
pasir akan menyebabkan air laut lebih mudah masuk ke dalam air tanah. Kemudahan
pengendalian intrusi air laut dengan banyak metode. Sifat yang sulit untuk
melepas air adalah lempung sehingga intrusi air laut yang telah terjadi akan
sulit untuk dikendalikan atau diatasi.
4. Aktivitas
manusia
Aktivitas manusia yang saat ini semakin
menjadi-jadi yakni pemompaan air secara berlebihan karena kebutuhan manusia
akan air semakin meningkat. Eksploitasi secara besar-besara ini tidak diimbangi
dengan melestarikan lingkungan.
5. Karakteristik
pantai
Pantai
dengan karakteristik berbatu memiliki pori-pori yang besar dan bervariatif
sehingga air laut masuk ke dalam air tanah. Pengendalian air laut membutuhkan
biaya yang besar karena beberapa metode sulit dilakukan pada pantai berbatu.
Metode yang mungkin dilakukan hanya injection Well pada pesisir yang letaknya
agak jauh dari pantai dan tentunya material berupa pasiran. Pantai
bergisik/berpasir memiliki tekstur pasir yang sifatnya lebih porus.
Pengendalian intrusi air laut lebih mudah dilakukan sebab segala metode
pengendalian memungkinkan untuk dilakukan.
6. Fluktuasi
Air Tanah di Daerah Pantai
Jika fluktuasi air tanah tinggi maka
kemungkinan intrusi air laut lebih mudah terjadi pada kondisi air tanah
berkurang. Rongga yang terbentuk akibat air tanah rendah maka air laut akan
mudah untuk menekan air tanah dan mengisi cekungan/rongga air tanah. Apabila
fluktuasinya tetap maka secara alami akan membentuk interface yang
keberadaannya tetap. Pantai berterumbu
karang atau mangrove akan sulit mengalami intrusi air laut sebab mangrove
E.
Pengaruh
Intrusi Air Laut terhadap Kualitas Air Tanah
Air tanah yang merupakan air tawar memiliki
beragam manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Kualitas air tanah
saat ini mengalami penurunan seiring berjalannya waktu, ini disebabkan banyak
faktor yang mempengaruhinya. Kualitas air tanah dalam hal ini air tawar, yang
berkaitan dengan sifat dan kandungan pada air tersebut dapat ditentukan dengan
beberapa parameter contohnya melalui parameter kimia berupa salinitas dan pH,
melalui parameter fisika yaitu suhu, warna dan daya hantar listrik serta
parameter biologi yang dapat ditentukan melalui analisis sampel air sehingga
akan terlihat bagaimana keberadaan plankton dan bakteri. Kuliatas air tanah
ditentukan dengan beberapa parameter tersebut, apabila air tanah tidak memenuhi
standar yang ditetapkan maka dapat dikatakan kualitas air tanah menurun atau
tercemar. Menurut Hendrayana (2002) pemanfaatan air tanah harus berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat
menyebabkan eksploitasi air tanah terus meningkat. Dampak negative terhadap
kuantitas maupun kualitas air tanah, antara lain penurunan muka air tanah,
serta terjadinya intrusi air laut. Penurunan muka air bawah tanah yang cukup
signifikan. Keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah tawar dan air bawah
tanah asin di daerah pantai terganggu. Amblesan tanah timbul akibat pengambilan
air bawah tanah yang berlebihan.
Pada kondisi gambar a adalah kondisi dimana air
tawar dan air laut belum bercampur sedangkan pada gambar b adalah kondisi saat
air laut masuk ke area air tanah tawar. Beberapa parameter yang dapat diukur
untuk mengindikasikan air tanag mengalami intrusi dari air laut:
1. TDS
(Total Dissolved Solids)
Jumlah
garam terlarut ditentukan dengan pengukuran TDS (Total Dissolved Solids) karena
jumlah konsentrasi garam dalam air sangat tinggi terutama air laut yang banyak
mengandung senyawa kimia. Deteksi TDS pada air dengan menggunakan alat TDS scan
yang berupa stik yang bekerja secara otomatis dan mampu menunjukkan jumlah
polutan didalam air. Air laut memiliki nilai TDS yang tinggi karena banyak
mengandung senyawa kimia yang juga mengakibatkan tingginya nilai salinitas dan
daya hantar listrik.
2. Salinitas
Air Tanah
Parameter
air tanah yang pertama adalah salinitas yang merupakan kandungan garam yang
berada pada perairan. Menurut Ardaneswari dkk dalam jurnalnya, klasifikasi air
tanah berdasarkan salinitas dapat dilihat pada tabel berikut :
No.
|
DHL (µS/cm)
|
Jenis Air
|
1
|
<1000
|
Tawar
|
2
|
1000-3000
|
Payau
|
3
|
3000-35000
|
Asin
|
4
|
>35000
|
Sangat Asin
|
Pada tabel
diatas dapat dilihat bahwa air tawar dalam kondisi normal memiliki salinitas
kurang dari 1000 mg dalam 1 liter air. Apabila air tanah memiliki salinitas
berkisar antara 1000-3000 mg dalam 1 liter maka air tanah tersebut tergolong
dalam air payau. Air payau merupakan air tawar yang sedikit bercampur dengan
air laut dan biasanya terdapat pada muara sungai yang menjadi pertemuan dua
tipe air yakni air tawar dan air laut. Air asin dapat diketahui dari salinitas
yang berada pada 3000-35000 mg dalam 1 liter air, dalam kondisi ini air tanah
pada daerah pesisir yang seharusnya tawar dapat diindikasikan mengalami
instrusi oleh air laut.
3. Daya
Hantar Listrik
Daya
hantar listrik merupakan salah satu parameter yang dapat diukur dengan
menggunakan alat Electric Conductivity (eC meter). Perairan laut memiliki nilai
Daya Hantar Listrik yang tinggi karena banyak mengandung garam terlarut. Daya
hantar listrik dinyatakan dengan symbol µmhos.
Berikut
ini merupakan klasifikasi air tanah berdasarkan daya hantar listrik :
No.
|
DHL (µS/cm)
|
Jenis Air
|
1
|
<1500
|
Tawar
|
2
|
1500-5000
|
Tawar-Payau
|
3
|
5000-15000
|
Payau
|
4
|
15000-50000
|
Asin
|
Pada
tabel diatas terlihat bahwa air tawar memiliki daya hantar listrik yang rendah
yakni kurang dari 1500 µS/cm, pada air tawar-payau memiliki daya hantar
listrik sebesar 1.500-5000 µS/cm
sedangkan air payau memiliki daya hantar
listrik sebesar 5000-15000 µS/cm dan untuk air asin juga memiliki daya
hantar listrik yang tinggi yakni berkisar antara 15000 bahkan sampai 50000 µS/cm.
4. pH
pH
merupakan derajat keasaman suatu perairan yang disebabkan karena adanya gas
karbon dioksida yang larut dalam air dan menjadi asam karbonat. Semakin tinggi
nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar karbondioksida bebas. Klasifikasi
air tanah berdasarkan jenis air dan pH adalah sebagai berikut :
No.
|
pH
|
Jenis Air
|
1
|
≤ 5-6
|
Asam
|
2
|
7
|
Netral
|
3
|
>7-9
|
Basa
|
Pada
tabel diatas dapat dilihat bahwa air akan bersifat asam apabila memiliki kadar
pH kurang dari atau sama dengan 5 sampai angka 6. Air akan bersifat netral
apabila memiliki kadar pH sebesar 7 dan akan bersifat basa apabila air memiliki
nilai pH diatas 7 hingga ke 9.
Air
tanah yang terinstrusi oleh air laut dapat diukur kadar salinitas nya, daya
hantar listrik dan pH. Contoh pada beberapa daerah di Semarang telah diadakan
penelitian tentang air tanah yang di
duga terintrusi air laut, diantaranya kelurahan Tambakrejo, kelurahan
Mlatibaru, kelurahan Sambirejo, kelurahan Tugurejo dan kelurahan Trimulyo.
Penelitian pada daerah ini menggunakan analisis data geokimia air tanah dengan
menggunakan beberapa parameter diatas. Hasilnya, air pada kelurahan Trimulyo
memiliki kadar salinitas yang tinggi daripada daerah lain yakni sebesar 3600
mg/L dengan indikasi jenis air asin. Sifat kelistrikan juga menjadi parameter
yang dapat diukur untuk mengetahui suatu daerah terindikasi air asin, pada
daerah Trimulyo daya hantar listrik mencapai 6.370 µS/cm
dengan indikasi air payau. Berdasarkan data ini, air tanah pada kelurahan
Trimulyo telah terindikasi air laut karena adanya pergeseran interface pada daerah dekat pantai
akibat eksploitasi air tanah sehingga terjadi kenaikan permukaan laut dan
penurunan muka air tanah.
F.
Dampak
Intrusi Air Laut
Dampak
yang timbul akibat adanya intrusi air laut adalah :
a. Rusaknya
air tanah yang tawar dan berganti menjadi asin. Penggunaan air tanah yang telah
mengalami intrusi untuk dikonsumsi maupun kegiatan lain seperti mandi, dapat
mengganggu kesehatan. Karena air ini telah mengandung NaCl (Natrium Chloride)
yang tinggi dan dapat mengganggu metabolisme yang terjadi di dalam tubuh
manusia. Penggunaan air payau untuk dikonsumsi dapat menyebabkan seseorang
terkena penyakit perut seperti diare. Sedangkan bila digunakan untuk mandi,
dapat memicu gatal-gatal. Untuk jangka panjang, mungkin orang yang mengkonsumsi
air payau tersebut akan mengalami gangguan penyakit serius karena
metabolismenya terganggu dan sensivitas tubuhnya untuk menerima air payau yang
mengandung garam tersebut.
b. Intrusi
air laut akan mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah, yaitu:
· Tekanan
osmotik yang meningkat
· Peningkatan
potensi ionisasi
· Infiltrasi
tanah yang menjadi buruk
· Kerusakan
dan terganggunya struktur tanah
· Permeabilitas
tanah yang buruk
· Penurunan
konduktivitas
c. Peningkatan
salinitas tanah di daerah-daerah yang semula tidak terpengaruh.
d. Kemunduran
ke arah darat batas antara perairan tawar dan payau.
e. Perubahan
fisik batas perairan darat.
f.
Perubahan vegetasi yang tumbuh.
g. Perubahan
profil dasar pantai. Menurut Dahuri dkk (2004) Perubahan profil dasar pantai
akan mengubah regim arus dan gelombang sehingga pola erosi dan pengendapan
serta distribusi tipe substrat subtidal juga berubah. Perubahan substrat akan
mengubah pola distribusi organisme bentos, sedangkan perubahan arus pesisir
akan mengubah pola rekruitmen populasi organisme bentos dan demersal.
h. Pada
sungai-sungai yang telah terjadi intrusi, dapat menyebabkan hilangnya
jenis-jenis biota tertentu karena mengalami kematian atau bermigrasi ke daerah
hulu karena tidak mampu beradaptasi dengan perubahan kadar garam yang tinggi.
G.
Upaya
Pengendalian Intrusi Air Laut
1. Mengurangi
pemompaan di daerah pantai.
Pemompaan air bawah yang berlebihan akan
menggangu kesetimbangan, sehingga muka air bawah tanah atau bidang pisometrik
akan turun dan dengan mudah air laut mengisi kekosongan yang di tinggalkan oleh
air bawah tanah tawar, maka dapat
terjadi penyusupan tersebut.
2. Membuat
pengisian air bawah tanah secara buatan.
Pengisian air bawah tanah secara buatan
dilakukan dengan cara memasukkan kembali air yang ada di permukaan ke dalam
akuifer dengan melalui beberapa metode, antara lain dengan cara :
·
Spreading.
·
Sumur pengisian atau sumur injeksi.
Cara Spreading adalah cara pengisian air
bawah tanah secara buatan yang dilakukan dengan cara menyebarkan kelebihan air
permukaan melalui parit-parit yang dibuat di daerah pantai, sehingga melalui
parit tersebut terjadi penambahan air bawah tanah. Sedangkan cara sumur injeksi
adalah cara pengisian air bawah tanah secara buatan dengan membuat sumur dalam
yang menembus akuifer dan menginjeksi atau memasukkan air permukaan ke dalam
akuifer tersebut.
3.
Memompa air laut yang terletak pada akuifer
pantai.
Dilakukan dengan cara pemboran didaerah
pantai dan akuifer yang berisi air asin dikontruksi/dipasang pipa saringan
seperti hal nya kontruksi sumur produksi biasa. Bedanya, pada kasus ini yang
dipompa adalah air asin, dan dengan keluarnya air asin, maka air bawah tanah
tawar akan kekosongan yang ditinggalkan
oleh air asin akibatnya bidang batas antara air asin dan air bawah tanah
tawar pada akuifer tersebut bergeser ke
arah laut.
4.
Membuat penghalang di bawah tanah di daerah
pantai.
Penghalang yang dibuat dengan tujuan
untuk menjaga tekanan pematang air bawah tanah yang dekat atau sejasjar dengan
pantai, tetap berada di atas muka laut, sehingga tidak terjadi pendesakan air
bawah tanah tawar oleh air asin. Penghalang ini dapat dibuat dengan :
·
Menyebarkan air tawar di permukaan dan air
tersebut akan meresap ke dalam tanah, sehinggga di bawah tempat penyebaran air
tawar tersebut akan menjadi tinggi seolah-olah seperti penghalang.
·
Menginjeksi air tawar ke dalam akuifer di tepi
pantai.
5.
Pengendalian penggunaan air tanah dengan
melaksanakan penghematan atau membatasi
penggunaan air bawah tanah.
6.
Pemantauan terhadap penggunaan air tanah harus
dilakukan oleh semua pihak yang terkait baik masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah, sehinga semuanya menyadari pentingnya fungsi , peran dan keberadaan
air tanah.
7.
Penetapan zona air tanah dengan membagi
wilayah-wilayah yang boleh, boleh tetapi dengan perlakuan khusus, dan tidak
boleh dimanfaatkan air tanahnya, merupakan suatu langkah yang sangat tepat,
tetapi dalam pelaksaannya perlu dibarengi dengan disiplin, sanksi dan peraturan
yang mengikat semua pihak dan aspek kehidupan.
8.
Pengalihan fungsi lahan terbuka hijau atau
lahan-lahan yang berfungsi sebagai daerah resapan air hendaknya tidak terjadi
lagi, karena selain dapat menghambat proses peresapan air kedalam tanah, juga
dapat meningkatkan penguapan air dan pembesaran air larian.
9.
Penyuluhan akan pentingnya arti dan peran
keberadaan air tanah sebagai bagian dari siklus hidrologi, sehinggga
penggunaannya harus di hemat, efektif dan efesien dapat dilakukan melalui
lembaga-lembaga social masyarakat, sekolah, ulama, dan pertemuan-pertemuan yang
bersifat informal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Ardaneswari,
A. T., dkk. 2016. Analisis Intrusi Air Laut Menggunakan Data Resistivitas dan Geokimia Air Tanah di Dataran Aluvial Kota Semarang. Youngster Physics Juornal.
Vol. 5, No. 4. Universitas Diponegoro. Semarang.
Sahwilaksa, J. 2014. Pengaruh Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah
Dangkal Di Kawasan Pantai Kota Surabaya. Vol. 3 No. 3. Universitas Negeri
Surabaya. Surabaya
Suhartono, E, dkk. 2013. Faktor Penyebab Intrusi Air Laut Terhadap
Air Tanah Pada Akuifer Dalam Di Kota Semarang. Vol. 18 No. 2. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Supangat, A., Mu’awanah, U. Pengantar Kimia dan Sedimen Dasar Laut.
Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan.
Komentar
Posting Komentar