LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LARUTAN
Oleh
:
NAMA : LINDA APRILIANI
NIM :
1610716120003
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : RIZKY FADLIANI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyusun
laporan Kimia Dasar dengan judul “Larutan” guna menambah ilmu pengetahuan bagi
praktikan sendiri dan orang banyak serta dapat juga agar dijadikan sebagai
bahan referensi dalam mengerjakan tugas mata kuliah lain yang berhubungan
dengan laporan ini.
Pada kesempatan ini praktikan
mengucapkan terima kasih kepada seluruh Dosen dan Asisten yang telah membimbing
dan memberikan petunjuk kepada praktikan dalam melaksanakan kegiatan praktikum
serta semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung yang
telah membantu praktikan menyelesaikan laporan ini.
Praktikan menyadari bahwa dalam
laporan praktikum Kimia Dasar ini masih belum sempurna untuk itu praktikan
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen Pembimbing serta
kakak-kakak asisten guna perbaikan dari Laporan Praktikum ini.
Sekian pengantar dari praktikan
semoga Laporan Kimia Dasar ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan Laporan Praktikum Kimia Dasar ini
agar dapat dimaklumi karena kekurangan berasal dari praktikan sendiri dan
segala kesempurnaan berasal dari Allah SWT.
Banjarbaru, Maret 2017
Praktikan
DAFTAR ISI
Halaman
KATAPENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2.Tujuan Praktikum.......................................................................................... 2
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 3
BAB
III. METODE PRAKTIKUM............................................................................. 5
3.1. Waktu dan Tempat........................................................................................ 5
3.2. Alat dan Bahan............................................................................................. 5
3.3. Prosedur Kerja.............................................................................................. 6
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 7
4.1
Hasil............................................................................................................... 7
4.2
Pembahasan................................................................................................. 14
BAB
V. PENUTUP.................................................................................................... 17
5.1
Kesimpulan.................................................................................................. 17
5.2
Saran............................................................................................................ 17
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
4.1.1 Kelarutan Kristal Kalium Permanganate........................................... 5
4.1.2. Kelarutan Kristal Iod......................................................................... 5
4.1.3. Pencampuran......................................................................................
6
4.1.4. Kecepatan Larutan............................................................................. 6
4.1.5. Konsentrasi Larutan Kalium Dikromat............................................. 6
BAB 1.
PENDAHULUAN
Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung
lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut
pelarut atau solvent sedangkan komponen dalam
jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi merupakan
kuantitas relatif suatu zat tertentu didalam larutan. Konsentrasi merupakan
ukuran yang menggambarkan banyaknya
zat di dalam suatu campuran dua larutan atau lebih. Larutan yang mengandung
sebagian besar solute relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut
konsentrasinya tinggi atau pekat. Bila mengandung sejumlah kecil solute, maka
konsentrasinya rendah atau encer. Konsentrasi larutan dalam kimia dapat
dinyatakan dalam molalitas, normalitas, persen massa, persen volume, persen berat
per volume atau parts per million.
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, dalam
jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan
suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperature dan
tekanan.
Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar
atau dua larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan
yang tidak melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar
membentuk dua fase.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif
larutan dibedakan untuk larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Hal
ini dikarenakan kemampuan elektrolit untuk terionisasi/terdisosiasi
membentuk ion-ion di dalam larutan, menyebabkan jumlah partikel zat terlarutnya
menjadi lebih besar.
Pembuatan larutan banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya saat kita membuat situp, kita menambahkan gula ke dalam air dan
kemudian menambahkan sirup serta mengaduknya. Air sirup tersebut terasa sangat
manis di lidah kita, kemudian kita menambahkan air lagi ke dalamnya. Air sirup
yang tadinya kental atau pekat dan manis sekali menjadi lebih encer dan rasa
manisnya sedang. Itu semua adalah contoh kegiatan dalam pembuatan larutan.
Mencampurkan air, sirup dan gula merupakan contoh pembuatan larutan dan
campuran itu disebut larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang
manis dinamakan pengenceran.
Sifat dari
suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam
larutan. Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring
bertambahnya jumlah partikel garam yang larut, demikian pula rasa manis dari
larutan gula akan bertambah seiring bertambahnya jumlah partikel gula
yang larut.
Kelarutan adalah kuantitas
maksimal suatu zat terlarut untuk dapat larut pada pelarut tertentu membentuk
larutan homogen. Kelarutan suatu zat dasarnya sangat bergantung pada sifat fisika
dan sifat kimia zat terarut dan pelarut pada suhu, tekanan, dan pH larutan.
Secara luas, kelarutan suatu zat pada pelarut tertentu merupakan suatu
pengukuran konsentrasi kejenuhan dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit
zat terkarut pada pelarut smpai zat terlarut tersebut mengendap (tidak dapat
larut lagi).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi
dan perubahan. Unsur dan senyawa adalah zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia.
Sifat fisik dan kimia untuk mengetahui ciri suatu senyawa kita perlu mengetahui
sifat-sifat fisiknya yang dapat diamati tanpa merubah identitasnya dan
sifat-sifat kimia yang dapat ditunjukanya perubahankimia (Chang, 2003).
Larutan ialah
campuran serba sama (homogen) antara dua zat atau lebih. Di dalam larutan
terdapat pelarut dan zat terlarut. Pelarut ialah bagian dari larutan yang
jumlahnya banyak, sedangkan zat terlarut ialah bagian dari larutan yang
jumlahnya sedikit. Misalnya larutan gula, pelarutnya adalah air dan zat
terlarut adalah gula (Syarifudin, 2002).
Larutan
merupakan campuran serba sama antara dua komponen yaitu komponen pelarut dan
komponen terlarut. Peranan larutan sangat besar karena umumnya bahan kimia yang
akan direaksikan berwujud cairan atau dalam bentuk larutannya untuk membuat
larutan diperlukan teknik atau cara yang benar agar pekerjaan ini dapat
dilakukan lebih cepat dan aman (Day, 2002).
Senyawa ion terdiri atas ion positif dan
ion negatif. Bentuk padatan atau kristal
ion-ion tidak dapat bergerak dengan bebas melainkan diam pada tempatnya. Hal
ini menyebabkan senyawa ion dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan
listrik. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama
elektron-elektron oleh dua atom. Ikatan kovalen dibagi menjadi dua yaitu ikatan
kovalen polar dan ikatan kovalen non polar. Senyawa kovalen juga menghasilkan
ion positif dan negatif. Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan listrik
adalah senyawa kovalen polar karena senyawa ini memiliki beda
keelektronegatifan yang cukup besar. Berbeda sengan senyawa kovalen polar,
senyawa kovalen non polar tidak dapat menghantarkan listrik karena tidak ada
beda potensial yang cukup besar untuk memutuskan ikatan-ikatan molekul
(Syarifudin, 2002).
Zat cair yang larut satu sama lain disebut saling
bercampur. Istilah like dissolves like adalah senyawa ion dan polar
larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar larut dalam senyawa non polar.
Atas asas umum like dissolves like akan menentukan saling bercampur.
Bila kedua zat cair mempunyai ikatan polar akan saling melarut. Dua zat cair
yang non polar juga larut sama satu sama lain tetapi zat cair polar dengan zat
cair non polar tidak saling bercampur karena terjadi tolak-menolak satu sama
lain dan akan terpisah jadi dua lapisan. Proses pelarutan merupakan aksi dua
antara pelarut dengan partikel zat terlarut. Kecepatan larutan tentu tergantung
pada kecepatan pelarut meneyerang zat terlarut (Penuntun Praktikum, 2017).
Pembuatan
larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair
atau padat dengan konsentrasi tertentu. Menyatakan kepekaan atau konsentrasi
suatu larutan dapat dilakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan suatu larutan
adalah molaritas, persen massa, persen volume dan lain sebagainya (Hardjono,
2005).
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan
bahan-bahan. Proses utama pada pencampuran adalah penyisipan antar artikel
jenis yang satu di antara partikel jenis lain. Dalam hal ini diperlukan gaya
mekanik untuk menggerakkan alat pencampuran supaya pencampuran dapat
berlangsung dengan baik (Handayani, 2012).
BAB 3. METODE
PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan Tempat
Praktikum
Kimia Dasar dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 21 Maret 2016 pada pukul
16.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2.Alat dan Bahan
Alat yang dipergunakan
dalam praktikum adalah :
1. Rak
tabung reaksi
2. Gelas
pengaduk
3. Lumpang
dan alu
4. Tabung
reaksi
5. Cawan
penguap
6. Gelas
piala 250 ml
7. Pipet
ukur
8. Botol
semprot
9.
Bola karet pipet
11. Spatula
12.Tang
krus
13.Erlenmeyer
14.Bunsen
15.Hot plet
Bahan
yang digunakan dalam praktikum :
1.
Kalium Permanganate
2.
Kristal Iod
3.
Khloroform
4.
Larutan sampel Kalium Dikromat
5.
Garam dapur, NaCl
6.
Air
7.
Petroleum Benzen
8.
Aseton
9.
Aquades
10. Etaonol
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum kali ini
adalah sebagai berikut :
A. Pelarut dan Zat
Terlarut Polar Dan Nonpolar :
1. Kelarutan
1. Menempatkan
6 tabung reaksi kering dalam rak.
2. Memasukkan
ke dalam 3 tabung masing-masing 2 ml air, petroleum benzen dan khloroform.
3. Menjatuhkan
1 kristal Kalium permanganate ke dalam masing-masing tabung reaksi, kemudian
kocok.
4. Mengamati
Kristal tersebut larut atau tidak larut.
5.
Mengulangi percobaan
seperti di atas dengan menggunakan Kristal iod.
2.
Pencampuran
1. Memasukkan
2 ml air ke dalam 3 buah tabung reaksi.
2. Menambahkan
2 ml ethanol ke tabung reaksi pertama, petroleum benzen ke tabung reaksi kedua
dan aseton ke tabung ke tiga.
3.
Kocok dan mengamati
apakah cairan saling bercampur atau tidak.
B. Kecepatan kelarutan
Isi
gelas piala sepertiganya dengan air suling. Isi 3 buah tabung reaksi sampai
setengahnya dengan air suling, masukkan tabung reaksi ke dalam gelas piala yang
berisi air. Panaskan gelas piala sampai airnya mendidih,kemudian matikan api.
Pilih 4 butir kristal garam dapur ukuran hampir sama.
1. Mengisi
tabung reaksi ke empat dengan air suling. Memasukkan sebutir garam di atas, mencatat
waktu sampai kristal larut.
2. Memasukkan
sebutir kristal garam ke dalam salah satu tabung reaksi dalam pengangas air, mencatat
waktu sampai kristal larut.
3. Memasukkan
sebutir kristal garam lagi ke tabung lain dalam pengangas air,
4.
Menggiling kristal dengan
lumpang, memasukkan bubuk garam ke tabung reaksi yang satulagidalam pengangas, mengaduk
dan mencatat waktu sampai larut.
C. Konsentrasi larutan
Kalium Dikromat
1. Menimbang
cawan penguap yang bersih dan kering.
2. Membilas
pipet dengan larutan kalium dikromat, kemudian pipet 10 ml larutan kalium
dikromat ke cawan penguap. menimbang kembali cawan bersama lainnnya.
3. Mengeringkan
larutan di atas pengangas air (Bunsen).
4. Setelah
kering lap cawan sampai kering. Memanaskan di atas Bunsen sambil memegang cawan
dengan tang kurs. Mendinginkan dan menimbang.
5.
Menghitung konsentrasi
persen dan kemolaran larutan.
BAB IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil
yang di dapat dari praktikum ini sebagai berikut
:
a. Kelarutan
Tabel 4.1.1.
Larutan Kristal Kalium Permanganate
No.
|
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
1.
|
Aquades
|
2 ml
|
-
|
-
|
2.
|
Petroleum benzene
|
-
|
2 ml
|
-
|
3.
|
Kloroform
|
-
|
-
|
2 ml
|
4.
|
1 kristal kalium
peramanganat
|
+
|
+
|
+
|
5.
|
Kristal larut/tidak
setelah dikocok.
|
Larut (ungu)
|
Larut (ungu)
|
Tidak larut
|
Tabel 4.1.2.
Larutan Kristal Iod
No.
|
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
1.
|
Aquades
|
2 ml
|
-
|
-
|
2.
|
Petroleum benzene
|
-
|
2 ml
|
-
|
3.
|
Kloroform
|
-
|
-
|
2 ml
|
4.
|
1 kristal iod
|
+
|
+
|
+
|
5.
|
Kristal larut/tidak
setelah dikocok.
|
Tidak Larut
|
Tidak Larut
|
Larut
|
b. Pencampuran
Tabel
4.1.3.
Pencampuran
No.
|
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
1.
|
Aquades
|
2 ml
|
-
|
-
|
2.
|
Petroleum benzene
|
-
|
2 ml
|
-
|
3.
|
Kloroform
|
-
|
-
|
2 ml
|
4.
|
Aseton
|
+
|
+
|
+
|
5.
|
Cairan saling
bercampur/tidak bercampur, setelah dikocok.
|
Tidak bercampur
|
Saling bercampur
|
Tidak bercampur
|
c. Kecepatan Kelarutan
Tabel 4.1.4. KecepatanKelarutanKristal Garam
No.
|
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
1.
|
Dipanaskan
|
3 ml
|
3 ml
|
3 ml
|
-
|
2.
|
Tidak dipanaskan
|
-
|
-
|
-
|
3 ml
|
3.
|
1 butir kristal
garam
|
-
|
+ (aduk terus menerus)
|
-
|
+
|
4.
|
Kristal garam yang
dihaluskan
|
+
|
-
|
+(aduk)
|
-
|
5.
|
Waktu sampai
Kristal larut (detik)
|
16 menit
2 detik
|
1 menit
|
1,9 detik
|
15 menit
2 detik
|
d. Konsentrasi Larutan Kalium Dikromat
Tabel
4.1.5.
Konsentrasi Larutan Kalium Dikromat
No.
|
Berat cawan penguap
kering
|
Berat cawan +
kalium dikromat (g)
|
Massa Kalium dikromat
dalam 5 ml (g)
|
Berat cawan setelah
diuapkan
|
Massa kalium dikromat
yang tersisa di cawan (g)
|
1.
|
47,6 gram
|
53, 7 gram
|
6,1 gram
|
47,9 gram
|
0,3 gram
|
Menghitung persen massa
:
Menghitung konsentrasi persen massa dan kemolaran larutan
:
Diketahui : Massa zat
terlarut = 47,9 gram – 47,6 gram = 0,3 gram
Massa larutan = 6,1 gram
% massa =
x 100%
% massa =
% massa = 0,049 x 100 %
% massa = 4,9%
Sedangkan untuk melihat konsentrasi
molar didapat :
M =
M =
M = 0,167 M = 0,17 M
4.2. Pembahasan
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan ternyata pada
tabel 4.1.1. kelarutan dengan
kristal kalium permanganate pada tabung satu dimasukkan 2 ml air dan 1 kristal
kalium permanganate setelah di kocok hasilnya adalah kalium permanganate larut
dalam air. Hal tersebut terjadi dikarenakan kalium permanganate memiliki sifat
yang mudah larut dalam air sehingga pada percobaan di tabung pertama kalium
permanganate adalah larutan. Kalium permanganate adalah salah satu senyawa
polar yang dapat larut dalam pelarut senyawa polar juga yang dalam hal ini
adalah air. Tabung dua dimasukkan petroleum benzene sebanyak 2 ml dan kristal
kalium permanganate setelah dikocok hasilnya larut sedangkan pada tabung tiga
yang berisi campuran dari 2 ml kloroform dan 1 ml kristal kalium permanganate
hasilnya tidak larut. Hal tersbut terjadi karena kalium permanganate ini hanya
mudah larut dalam aseton, metanol, dalam air dingin dan air panas serta larut
dalam asam sulfat. Tabung ketiga, kristal kalium permanganate yang dilarutkan
di dalam kloroform hasilnya adalah tidak larut. Ini terjadi karena kloroform merupakan
pelarut nonpolar yang tidak bisa melarutkan senyawa polar berupa kalium
permanganate. Kloroform tidak dapat larut dalam air tetapi merupakan pelarut
efektif untuk senyawa organik.
Sedangkan
percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan ternyata pada tabel 4.1.2. kelarutan dengan kristal iod pada
tabung pertama yang berisi 2 ml air dan dilarutkan kristal iod setelah dikocok
hasilnya adalah kristal tidak larut. Tabung kedua beirisi 2 ml petroleum
benzene dan kristal iod hasilnya setelah di kocok adalah kristal tidak larut.
Hasil dari percobaan ketiga tabung tersebut diketahui bahwa kristal iod hanya
bisa larut dengan kloroform. Kloroform merupakan pelarut ideal sedangkan kalium
permanganate adalah senyawa polar dan tidak bisa larut dalam senyawa non polar
yang dalam hal ini adalah kristal iod sehingga kloroform hanya bisa larut dalam
pelarut senyawa polar atau larut dalam air.
Jadi, kelarutan
adalah kuantitas maksimal suatu zat terlarut untuk dapat larut pada pelarut
tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan suatu zat dasarnya sangat
bergantung pada sifat fisika dan sifat kimia zat terlarut serta pelarut pada
suhu, tekanan dan pH larutan. Larutan jenuh atau hampir jenuh adalah suatu
larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi dibawah konsentrasi yang
dibutuhkan untuk kejenuhan sempurna pada suhu tertentu. Pelarut polar
melarutkan zat. Pelarut polar
melarutkan zat terlarut ionik danzat polar lain.
Percobaan pada proses pencampuran
yang dilakukan yaitu tabung reaksi pertama di isi aquades 2 ml setelah itu ditambahkan etanol
sebanyak 2 ml lalu kocok tabung reaksi dan hasilnya larutan tidak tercampur.
Ini karena massa jenis aquades dan etanol berbeda, massa jenis etanol lebih
kecil dibanding massa jenis air sehingga kedua zat tidak bercampur.
Pada tabung reaksi kedua
diberikan aquades sebanyak 2 ml lalu ditambahkan zat petroleum benzene sebanyak
2 ml dan setelah itu di kocok. Hasil yang didapat dari kedua pencampuran
tersebut ialah kedua zat bercampur. Ini terjadi karena senyawa petroleum
benzene merupakan senyawa polar dimana aquades juga merupakan pelarut polar
sehingga kedua zat tersebut bercampur. Penambahan aquades 2 ml pada tabung
reaksi ketiga dengan aseton 2 ml menghasilkan larutan yang tidak bercampur. Ini
terjadi karena massa jenis aseton lebih kecil daripada massa jenis aquades.
Proses pencampuran adalah mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Kegiatan pengenceran dan pencampuran selalu terjadi di laboratorium.
Pada
tabel 4.1.4 percobaan kecepatan kelarutan yang dilakukan pada empat tabung.
Tabung pertama, kedua, ketiga ditambahkan aquades sebanyak 3 ml kemudian tiga
tabung tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala yang di dalamnya sudah diisi
dengan aquades sepertiganya. Gelas piala selanjutnya dipanaskan sampai
mendidih. Tabung ke empat ditambahkan aquades sebanyak 3 ml namun tidak
dipanaskan seperti halnya tabung pertama sampai tabung ketiga. Tambahkan 1
butir kristal garam dengan ukuran yang hampir sama kedalam masing-masing
tabung.
Tabung
pertama pada percobaan hanya ditambahkan kristal garam tanpa diberi perlakuan
selanjutnyasetelah didiamkan ternyata kecepatan waktu adalah 16 menit 2 detik.
Tabung kedua pada percobaan di tambahkan kristal garam, tabung kedua diberi
perlakuan dengan menempatkan tabung diatas pemanas sambil diaduk terus-menerus.
Hasilnya ialah kristal garam larut lebih cepat daripada tabung pertama dengan
catatan waktu 1 menit. Tabung ketiga dipanaskan lalu ditambahkan 1 butir
kristal garam yang sebelumnya dihaluskan terlebih dahulu menggunakan lumpang
dan alu, setalah itu aduk terus-menerus campuran antara kristal garam dan
aquades. Hasil dari tabung ketiga ialah kristal garam larut lebih cepat
daripada tabung pertama dan tabung kedua dengan catatan waktu 1,9 detik. Tabung
keempat ditambahkan aquades sebanyak 3 ml dan tambahkan kistal garam tanpa
dilakukan tindakan apapun dan hasilnya adalah kecepatan larutan selama 15 menit
2 detik.
Percobaan
telah dilakukan dan bisa dilihat bahwa larutan yang paling cepat larut yakni
pada tabung ketiga lalu tabung kedua dan terakhir pada tabung keempat.
Kecepatan larutan paling tinggi terjadi pada tabung ketiga ini dikarenakan
kristal garam yang telah dihaluskan terlebih dahulu dan aquades yang digunakan
juga telah dipanaskan sebelumnya lalu dilakukan pengadukan sehingga kecepatan
waktu yang didapat untuk melarutkan kristal garam hanya berlangsung 1,9 detik.
Hal ini sesuai dengan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
kelarutan yaitu :
1. Ukuran zat terlarut
Zat
terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah larut dibandingkan dengan zat
terlarut berukuran besar. Zat terlarut yang berbentuk serbuk, permukaan sentuh
antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak. Akibat dari hal tersebut zat
terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut daripada zat terlarut berukuran
besar.
2. Suhu
Pemanasan
larutan dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu tinggi
akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibanding pelarut dengan suhu yang
rendah. Saat pemanasan dilakukan partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat
dibanding partikel suhu rendah. Kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut
menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan suatu zat terlarut mudah larut pada
suhu tinggi.
3. Pengadukan
Pengadukan
menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin
sering untuk bertabrakan sehingga menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin
cepat.
4. Volume pelarut
Volume pelarut yang besar akan
lebih mudah melarutkan zat terlarut. Semakin banyak volume pelarut maka proses
kelarutan akan semakin cepat.
Pada percobaan dan pengamatan konsentrasi
larutan kalium dikromat yaitu dilakukan dengan cara menimbang cawan penguap
terlebih dahulu dengan berat cawan yaitu 47, 6 gram. Bilas pipet dengan larutan
kalium dikromat agar pipet netral kembali kemudian masukkan 5 ml larutan kalium
dikromat ke cawan penguap. Cawan yang telah diisi kalium dikromat ditimbang
kembali dan didapat hasil seberat 53,7 gram.
Setelah cawan
ditimbang, keringkan larutan di atas pengangas air. Lap cawan penguap sampai
benar-benar kering lalu panaskan cawan diatas bunsen sambil memegang cawan
dengan tang krus. Setelah cawan dingin dan diuapkan lalu timbang kembali cawan
tersebut dan dari penimbangan ini angka menunjukkan 47,9 gram. Menghitung massa
Kalium Dikromat dengan cara menghitung selisih antara massa cawan kering dengan
massa cawan yang telah diuapkan maka di dapat 0,3 gram massa kalium dikromat
yang tersisa di dalam cawan.
Menghitung konsentrasi persen kalium dikromat dan kemolaran larutan
menggunakan rumus :
% massa =
x 100%
% massa =
% massa = 0,49 x 100 %
% massa = 4,9%
Sedangkan untuk
konsentrasi molar di dapat sebagi berikut :
M =
M =
M
= 0,167 M = 0,17 M
BAB
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari
praktium yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Senyawa
ion terdiri atas ion positif dan ion negatif. Bentuk padatan atau kristal ion-ion tidak dapat bergerak dengan
bebas melainkan diam pada tempatnya. Hal ini menyebabkan senyawa ion dalam
bentuk padatan tidak dapat menghantarkan listrik sedangkan senyawa kovalen juga
menghasilkan ion positif dan negatif. Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan
listrik adalah senyawa kovalen polar karena senyawa ini memiliki beda
keelektronegatifan yang cukup besar. Berbeda sengan senyawa kovalen polar,
senyawa kovalen non polar tidak dapat menghantarkan listrik karena tidak ada
beda potensial yang cukup besar untuk memutuskan ikatan-ikatan molekul.
2. Pencampuran
aquades dengan berbagai pelarut memiliki hasil yang berbeda-beda. Saat aquades
ditambahkan kristal permanganate menghasilkan larutan berwarna ungu, berarti
kristal permanganate adalah senyawa polar sedangkan saat aquades ditambahkan
kristal iod dan aseton hasilnya tidak bercampur maka senyawa tersebut non
polar. Senyawa polar adalah senyawa yang dapat larut dalam aquades dan senyawa
non polar tidak dapat larut dalam aquades.
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan kelarutan ialah suhu, volume, ukuran zat terlarut
dan pengadukan.
4. Persen massa
dapat diketahui dengan menghitung melalui rumus berikut :
% massa =
x 100%
Sedangkan konsentrasi molar larutan sampel dapat diketahui
dengan menghitung rumus berikut :
M =
5. Cara memipet
larutan ialah dengan mengempiskan bola karet lalu masukkan pipet pada tabung
reaksi sampai ujung pipet tenggelam didalamnya, tekan tombol tertentu untuk
memasukkan larutan dan selanjutnya pindahkan pipet ke tabung reaksi yang lain,
tempatkan ujung pipet pada dinding tabung reaksi lalu tekan tombol tertentu
untuk mengeluarkan larutan dari dalam pipet.
Cara menguapkan larutan ialah dengan
menambahkan kristal kalium permanganate kedalam cawan penguap lalu tempatkan
cawan diatas gelas piala yang telah berada diatas hotplate dengan berisi air
mendidih, tunggu sampai kristal kalium dikromat kering setelah itu timbang
cawan penguap.
5.2.
Saran
Disarankan kepada praktikan agar
lebih memperhatikan saat melakukan praktikum sehingga mengerti dengan materi
praktikum yang dilakukan serta mengulangi percobaan yang dilakukan agar hasil
yang di dapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Chang,
Raymond. 2003. Kimia dasar : Konsep-Konsep
Inti.Erlangga. Jakarta.
Day,
R.A dkk. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Handayani.
2012. Teknik Pencampuran Bahan Padat-Cair
Berbasis Pengadukan dalam Sediaan Farmasi. Farmasi Fkik Unsoed. Purwakerto.
Hardjono,
S. 2005. Kimia Dasar. UGM Press. Yogyakarta.
Syarifudin.
2002. Inti Sari Kimia. Scientific Press. Tangerang.
Tim Pengajar Mata Kuliah Kimia Dasar. 2017. Penuntun Praktikum
Kimia Dasar. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Komentar
Posting Komentar